Hujan

Agustus 14, 2015





Seperti menunggu turunnya hujan. Rasanya akan sangat melelahkan, jika menunggu hujan di musin kemarau. Begitu tak dapat lagi aku ungkapkan, kisah yang membuat ku tersadar akan kenyataan. Seperti butiran debu yang terbang di terjang angin musim panas. Seperti krikil-krikil kecil yang membeku di tengah dinginnya salju. Aku berharap sebingkai senyum kebahagian mampu membingkai setiap langkah perjalanan ku. Sungguh bergitu rumit, sketsa yang telah yang telah Allah persiapkan untuk ku. Namun bersyukur di balik ini semua Allah semakin menguatkan iman ku. Mungkin aku belum bisa menerima kenyataan ini. Aku masih begitu bersedih, hingga aku menganggap ini sebagai mimpi. Entah, aku tak tahu mengapa aku begitu rapuh. Begitu rapuh, hingga aku tak dapat bangun lagi. Kadang aku berfikir untuk berhenti, namun aku seperti merasa ada aliran energi yang memaksa ku untuk tetap tinggal disini. Aku bersyukur, setidaknya walau ini tidak sesuai dengan yang ku harapkan. Namun, aku bahagia dengan usaha ku, setidaknya bukan seperti orang lain yang mendapatkan sesuatu dengan mudah karena pengaruh atau kekuasaan, aku ingin mendapatkannya dengan usaha dan kemampuan ku sendiri. Aku bahagia pernah merasakan pahitnya perjuangan. Aku masih berdoa bila di akhir perjuangan ku nanti, aku mendapat kado terindah dari tuhan. Semoga saja, itu bukan sekedar harapan semu.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.