Sampai kapankah berakhir

Juni 22, 2015


Seperti angin, hadirmu bisa ku rasakan, tapi tidak bisa untuk ku gapai. seperti awan, hadirmu bisa ku lihat, tapi tidak bisa untuk ku genggam. seperti itulah aku dan kamu. saling mengenal, tapi tidak pernah bertegur sapa. kita bagai dua kutub yang saling berlawanan. kamu tetap kamu yang akuh dan dingin. begitu juga aku, aku tetap aku yang tidak ingin tahu. akankah selamanya akan seperti ini. aku harap tidak, sebab aku tak ingin kita berpura-pura tidak saling mengenal padahal dulu kita begitu dekat. aku merindukan masa-masa itu. sepenggal kata-kata yang dapat menggambarkan perasan teman saya, sebut saja nia (bukan nama sebenarnya). beberapa hari yang lalu nia sempat bercerita kepada saya lewat media jejaring sosial (facebook), tentang kegundahan hatinya menghadapi perselisihannya bersama temannya sebut saja diva. mereka berdua memang sudah berteman sejak lama, bahkan sebelum saya berteman dengan nia. nia kembali bercerita bahwasannya mereka sering bertengkar. dan 2 minggu yang lalu adalah pertengkaran terbesar mereka. sebenarnya bukan masalah yang besar, hanya perbedaan pendapat saja yang melatar belakangi pertikaian mereka berdua. maaf untuk kali saya tidak bisa berbagi cerita tentang masalah seperti apa yang di hadapi sahabat saya ini, karena walau masalahnya tidak begitu rumit, namun itu menyangkut harga diri. jadi, saya hanya ingin berbagi masukan saja, bahwa kita harus saling menghormati dan menghargai sesama teman. dan tidak memaksakan kehendak kita. untuk ukhti nia disana, tetap semangat jangan menyerah, tetap sabar, ikhlas, dan istiqomah. semua akan segera berakhir ukhti, mengalahlah, mengalah bukan berarti kalah.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.